Roni Hartanto merupakan seorang pemuda berusia 27 tahun dan alumnus Teknologi Benih, Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran. Dia sudah mulai mengembangkan usaha tanaman hidroponiknya pada tahun 2010. Kini, ia berhasil mendapatkan keuntungan ratusan juta per bulan. Menurutnya, sayuran hidroponik dipilih karena lebih menguntungkan dibandingkan dengan penanaman konvensional. Margin keuntunganya juga bisa mencapai 75-100%.
Tuturnya kepada Majalah Trubus, setiap 3 bulan sekali, selalu ada pembaruan permintaan pasar sehingga sayuran yang akan ditanamnya otomatis akan mengikuti pembaruan tersebut agar tidak mengalami kerugian. Roni menggunakan trik itu agar semua sayurannya dapat memasuki pasar.
Setiap harinya, Roni mampu memanen sekitar 200-250 kg sayuran dan mendapatkan penghasilan sekitar Rp 240 juta per bulan. Keberhasilannya ini bukan kebetulan semata. Sebelumnya, ia harus belajar bertani sebelumnya dan melakukan uji coba terlebih dahulu untuk menemukan formula dan nutrisi yang tepat agar sayuran dapat tumbuh subur tanpa tanah.
Selain memperluas lahan, ia juga mencoba untuk menularkan ilmu yang dimilikinya kepada petani daerah di sekitarnya. Pelatihan-pelatihan seringkali dilakukan oleh Roni untuk memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana proses pengelolaan dan pembudidayaan sayuran hidroponik yang benar dan dapat menghasilkan keuntungan yang besar.
Ia juga mengadakan kerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk membangun instalasi hidroponik di lingkungan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kabupaten Bandung untuk memperluas praktik budidaya sayuran hidroponik di daerahnya.
Selain melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah, Roni juga melakukan kerjasama dengan para petani yaitu saling memberikan informasi mengenai permintaan pasar. Dengan para pemasok, Roni bekerjasama dengan dua orang pemasok yang menjual sayurannya ke daerah Jakarta, Bandung, dan Banjarmasin.
Menurutnya, hubungan kerjasama dengan para pemasok sangat penting. Hal ini disebabkan oleh para pemasok memiliki kriteria khusus dalam memilih sayuran sesuai dengan permintaan pasar. Oleh karena itu, Roni selalu berusaha untuk menjaga kualitas sayuran yang dihasilkannya.
Data Badan Pusat Statistik dari tahun 2004-2013 menunjukkan bahwa jumlah petani kota usia produktif di Indonesia semakin hari semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh banyak dari mereka yang berpindah minat menuju ke bidang industri, mekanik, jasa, dan makanan. Padahal, prospek pertanian saat ini sangat cerah.
Hal ini sangat disayangkan mengingat Indonesia terkenal dengan negara agragis sehingga potensi pertanian modern masih dapat dikembangkan lebih luas lagi. Semoga dengan adanya kisah inspiratif dari Roni Hartanto, pemuda asal Bandung Barat, pemuda milenial saat ini bergerak untuk semakin mengembangkan sektor pertanian di negeri ini.
Panen 250 kg per hari
Saat ini, Roni Hartanto sudah mampu membudidayakan berbagai macam jenis sayuran di lahannya yang seluas 5000 m2. Sayuran yang ditanamnya antara lain caisim, bayam, pakcoy, dan kailian. Untuk mendapatkan benefit yang lebih, Roni selalu menyesuaikan sayuran yang ditanamnya sesuai dengan permintaan pasar.Tuturnya kepada Majalah Trubus, setiap 3 bulan sekali, selalu ada pembaruan permintaan pasar sehingga sayuran yang akan ditanamnya otomatis akan mengikuti pembaruan tersebut agar tidak mengalami kerugian. Roni menggunakan trik itu agar semua sayurannya dapat memasuki pasar.
Setiap harinya, Roni mampu memanen sekitar 200-250 kg sayuran dan mendapatkan penghasilan sekitar Rp 240 juta per bulan. Keberhasilannya ini bukan kebetulan semata. Sebelumnya, ia harus belajar bertani sebelumnya dan melakukan uji coba terlebih dahulu untuk menemukan formula dan nutrisi yang tepat agar sayuran dapat tumbuh subur tanpa tanah.
Melakukan kerja sama
Setelah uji coba yang dilakukannya selama setahun berhasil dilakukan, Roni Hartanto akhirnya mencoba memperluas lahan yang digunakan untuk budidaya yang semula hanya 300 m2 menjadi 1.500 m2. Awalnya, Roni membudidayakan sayurannya di dalam greenhouse. Namun, seiring perkembangan, ia mengembangkan sayuran hidroponiknya di luar greenhouse.Selain memperluas lahan, ia juga mencoba untuk menularkan ilmu yang dimilikinya kepada petani daerah di sekitarnya. Pelatihan-pelatihan seringkali dilakukan oleh Roni untuk memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana proses pengelolaan dan pembudidayaan sayuran hidroponik yang benar dan dapat menghasilkan keuntungan yang besar.
Ia juga mengadakan kerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk membangun instalasi hidroponik di lingkungan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kabupaten Bandung untuk memperluas praktik budidaya sayuran hidroponik di daerahnya.
Selain melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah, Roni juga melakukan kerjasama dengan para petani yaitu saling memberikan informasi mengenai permintaan pasar. Dengan para pemasok, Roni bekerjasama dengan dua orang pemasok yang menjual sayurannya ke daerah Jakarta, Bandung, dan Banjarmasin.
Menurutnya, hubungan kerjasama dengan para pemasok sangat penting. Hal ini disebabkan oleh para pemasok memiliki kriteria khusus dalam memilih sayuran sesuai dengan permintaan pasar. Oleh karena itu, Roni selalu berusaha untuk menjaga kualitas sayuran yang dihasilkannya.
Penurunan Jumlah Petani Milenial
Roni Hartanto merupakan salah satu dari sekian pemuda milenial yang mencoba mengangkat perspektif petani yang cenderung selalu didentikkan sebagai profesi rendahan dan tidak dapat menghasilkan keuntungan yang besar. Roni mampu membuktikannya dengan meraup keuntungan ratusan juta per bulan.Data Badan Pusat Statistik dari tahun 2004-2013 menunjukkan bahwa jumlah petani kota usia produktif di Indonesia semakin hari semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh banyak dari mereka yang berpindah minat menuju ke bidang industri, mekanik, jasa, dan makanan. Padahal, prospek pertanian saat ini sangat cerah.
Hal ini sangat disayangkan mengingat Indonesia terkenal dengan negara agragis sehingga potensi pertanian modern masih dapat dikembangkan lebih luas lagi. Semoga dengan adanya kisah inspiratif dari Roni Hartanto, pemuda asal Bandung Barat, pemuda milenial saat ini bergerak untuk semakin mengembangkan sektor pertanian di negeri ini.
Komentar
Posting Komentar