Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) mengajak semua pelaku industri digital dan pemerintah segera membuat infrastruktur data. Pasalnya, infrastruktur data menjadi sangat penting untuk pengembangan industri digital di Tanah Air sekaligus menjadi bahan untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengambil keputusan guna pertumbuhan industri digital nasional.
Hasil penelitian McKinsey tahun lalu mengungkapkan, Indonesia merupakan negara ketiga terbesar yang mengalami peningkatan popularitas pembelanjaan lewat ponsel (e-commerce). Sementara, menurut data Kementerian Perindustrian dari 250 juta penduduk di Indonesia, 93,4 juta orang pengguna internet.
"Ini merupakan potensi yang harus diambil oleh para pelaku lokal secara cepat. Untuk itu, harus ditunjang dengan infrastruktur data yang memadai. Ini yang harus menjadi perhatian semua pelaku industri digital di Indonesia, sehingga pemerintah bisa membuat infrastuktur datanya," ujar Ketua Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), Aulia E. Marinto di Jakarta, Selasa (24/10/2017).
Memang, sambung dia, potensi Indonesia untuk saat ini maupun kedepannya sangat besar, jika dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. "Mereka akan menaruh Indonesia di depan untuk investasi mereka," terangnya.
Saat ini pelaku e-commerce di Indonesia masih mencari formula yang tepat untuk mengetahui nilai pasar e-commerce di Tanah Air. "Kenapa angka nilai spasr e-commerce di Indonesia belum ada yang akurat, karena hampir semua industri digital di Indonesia private sector. Kalau private sector itu menjadi hak mereka untuk tidak memberikan datanya," ucap Aulia.
Aulia menambahkan, belum adanya infrastruktur untuk menerima data di Indonesia menjadi salah satu kendala mengapa nilai pasar industri e-commerce di Indonesia masih belum akurat. "Sampai saat ini infrastruktur data masih belum ada di Indonesia," tambahnya.
Dicontohkan, Indonesia saat ini mempunyai 54 juta UMKM, sebagai pelaku usaha e-commerce yang komitmen membangun UMKM, ia ingin mengetahui berapa jumlah penjual produk-produk Indonesia.
"Siapa penjualnya, mana yang diekspor, tapi semua itu tidak bisa didapatkan angkanya dengan pasti, karena pemerintah belum biasa menyediakan infrastruktur data untuk para pelaku industrui digital agar bisa secara langsung melihat berapa besar nilai pasarnya." ungkapnya.
Di Korea, semua pemain e-commerce setor data ke pemerintah, bukan ke asosiasi. Data itu untuk Presiden mengambil keputusan. Karena itu, idEA mengajak semua para pelaku industri digital dan pemerintah untuk segera membuat infrastruktur data. (IND)
Komentar
Posting Komentar